Jangan Panik! Ini Solusi Keren Saat Mimpi Basah di Gunung

Bagi para pendaki, menghadapi situasi tak terduga di alam bebas adalah hal yang biasa, termasuk dalam hal ibadah. Jangan panik saat mengalami hadas besar—misalnya karena mimpi basah—di tengah pendakian, di mana air bersih sangat terbatas atau bahkan tidak ada. Islam adalah agama yang memudahkan umatnya, dan salah satu keringanan (rukshah) yang sangat relevan adalah tayamum.

Tayamum adalah cara bersuci yang sah dengan menggunakan debu atau tanah yang bersih sebagai pengganti wudu atau mandi wajib. Ini adalah solusi praktis yang memungkinkan Anda tetap bisa melaksanakan salat di tengah kondisi sulit.

Bayangkan situasi saat kalian sedang di tengah pendakian yang menantang, udara dingin menusuk tulang, dan air bersih yang ada hanya cukup untuk bertahan hidup. Tiba-tiba, salah satu dari kalian mengalami junub, baik karena mimpi basah di tenda atau penyebab lainnya. Panik? Tentu tidak perlu! Agama kita telah memberikan solusi yang indah dan praktis: tayamum.

Kisah dari sahabat Nabi, Ammar bin Yasir, menjadi panduan utama kita dalam kondisi seperti ini. Ia pernah mengalami junub di tengah perjalanan dan tidak menemukan air. Dalam kebingungan, ia sampai berguling-guling di tanah seperti hewan dengan maksud bersuci. Namun, ketika melaporkan kejadian ini kepada Rasulullah Saw., beliau justru memberikan arahan yang jauh lebih mudah dan ringan. Cukup dengan menepukkan kedua telapak tangan ke tanah, meniupnya sedikit untuk menghilangkan debu berlebih, lalu mengusapkannya ke wajah dan kedua telapak tangan. Ini menunjukkan betapa Rasulullah Saw. sangat memahami kondisi umatnya dan tidak ingin memberatkan mereka.

Ada beberapa kondisi yang memperbolehkan kita untuk melakukan tayamum sebagai pengganti mandi junub saat mendaki gunung:

• Tidak Ada Air: Air sama sekali tidak ditemukan di sekitar lokasi Anda.
• Air Terbatas: Air yang tersedia sangat sedikit dan lebih mendesak untuk kebutuhan minum atau memasak.
• Sulit Mendapatkan Air: Mencari air di sekitar terlalu berbahaya atau akan menghabiskan waktu dan tenaga yang signifikan. Berdasarkan Darussalam Asy Syafii, jika Anda yakin air berada dalam jarak sekitar 2,57 KM atau lebih, Anda boleh tayamum tanpa harus pergi ke sumber air tersebut. Namun, jika jaraknya lebih dekat (sekitar 144 meter) dan Anda memiliki prasangka kuat adanya air, sebaiknya Anda mencari terlebih dahulu.
• Berbahaya Menggunakan Air: Kondisi tubuh yang tidak memungkinkan bersentuhan dengan air (misalnya, sakit atau cedera parah yang akan memburuk jika terkena air).

Tata Cara Tayamum Pengganti Mandi Junub (Singkat & Praktis)

1. Niat: Niatkan dalam hati tayamum sebagai pengganti mandi junub karena tidak ada air, untuk dapat melaksanakan salat.
2. Menghadap Kiblat: Disunahkan menghadap kiblat jika memungkinkan.
3. Tepuk Tanah: Tepukkan kedua telapak tangan ke permukaan yang suci (tanah berdebu, batu, atau pohon berdebu).
4. Usap Wajah: Usapkan kedua telapak tangan ke seluruh wajah satu kali.
5. Tepuk Tanah Lagi (Optional): Menurut beberapa pendapat, disarankan menepuk tangan ke tanah sekali lagi untuk tangan, namun ada juga yang berpendapat cukup satu tepukan untuk wajah dan tangan.
6. Usap Tangan: Usapkan telapak tangan kiri ke punggung telapak tangan kanan hingga siku, dan sebaliknya.
7. Tertib: Lakukan secara berurutan.

Penting:

• Tayamum ini sah untuk Anda melaksanakan salat, meskipun Anda masih berhadas besar. Setelah kembali dari pendakian dan mendapatkan air, Anda tetap wajib mandi junub.
• Tayamum yang dilakukan untuk hadas besar secara otomatis juga menghilangkan hadas kecil, jadi tidak perlu lagi berwudu setelah tayamum junub jika air masih tidak tersedia.
• Pilihlah debu atau tanah yang bersih dan suci. Jika tanah becek, cari alternatif seperti batu atau pohon yang kering dan berdebu.

Jadi, jangan pernah khawatir tentang kebersihan saat mendaki. Islam selalu memberikan jalan kemudahan. Dengan tayamum, ibadah Anda tetap terjaga, dan pendakian Anda akan terasa lebih tenang dan berkah.

Keajaiban Tanaman Obat dari Puncak Gunung Indonesia

  

Sobat petualang, pernahkah membayangkan jika di balik keindahan panorama pegunungan, alam juga menyimpan apotek rahasia? Ya, di lereng-lereng gunung, di tengah hutan yang rimbun, hingga di sepanjang jalur pendakian, banyak tumbuh tanaman obat dengan khasiat luar biasa. Sejak zaman nenek moyang, kearifan lokal telah memanfaatkan anugerah alam ini untuk menjaga kesehatan.

Tentu, ini bukan hanya sekadar cerita. Bagi para pendaki, mengetahui jenis-jenis tanaman obat ini bisa menjadi bekal berharga, terutama saat menghadapi kondisi darurat. Berikut beberapa tanaman obat berkhasiat yang bisa Anda temui di pegunungan Indonesia:

Kirinyuh: Si Penjaga Luka Para Pendaki

• Tempat Tumbuh: Sering ditemukan di ketinggian 1.000 hingga 2.800 mdpl, seperti di lereng Gunung Papandayan.
• Manfaat: Jauh lebih ampuh dari obat modern, daun kirinyuh dikenal sebagai penyembuh luka alami yang mujarab.
• Cara Pakai:
  1. Ambil beberapa pucuk daun kirinyuh yang masih segar.
  2. Remas-remas hingga lumat dan keluar airnya.
  3. Teteskan air tersebut pada luka yang masih baru.
  4. Meskipun terasa perih, khasiatnya akan mempercepat proses penyembuhan luka Anda.

Sambiloto: Raja Pahit Penakluk Penyakit

• Tempat Tumbuh: Sangat mudah ditemukan di banyak gunung, salah satunya di Gunung Leutik.
• Manfaat: Daun pahit ini sudah melegenda sebagai herbal serbaguna untuk mengatasi demam, malaria, radang tenggorokan, hingga tekanan darah tinggi.
• Cara Pakai:
  1. Ambil beberapa helai daun sambiloto dan cuci hingga bersih.
  2. Rebus daun tersebut dengan air hingga mendidih.
  3. Minum air rebusannya selagi hangat.

Rosella: Bunga Cantik Peningkat Imun

• Tempat Tumbuh: Meski berasal dari Afrika, rosella kini banyak dibudidayakan dan tumbuh subur di lereng gunung, seperti di Gunung Wilis.
• Manfaat: Bunga merah ini kaya akan antioksidan, bermanfaat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menurunkan tekanan darah, bahkan membantu melawan sel kanker.
• Cara Pakai:
  1. Ambil beberapa kelopak bunga rosella.
  2. Seduh dengan air panas seperti menyeduh teh.
  3. Minum selagi hangat untuk mendapatkan khasiatnya.

Rosella

Bunga Rosella yang berasal dari Afrika dan terlihat cantik ini banyak tumbuh di lereng Gunung Wilis. Bunga berwarna merah ini mengandung banyak antioksidan sehingga termasuk dalam survival tips yang memiliki khasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit.

Dengan kandungan tersebut, bunga ini bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menurunkan tekanan darah, hingga mengatasi penyakit kanker. Cara mengolahnya cukup diseduh seperti teh lalu diminum.

Paku Rane: Solusi Herbal untuk Pencernaan

• Tempat Tumbuh: Tanaman ini dapat dijumpai di berbagai gunung di seluruh Indonesia.
• Manfaat: Ampuh mengobati penyakit meriang, gangguan pencernaan, batuk, nyeri perut, dan maag. Jika untuk masalah kulit, daun ini bisa menjadi obat oles alami.
• Cara Pakai:
  • Untuk Minuman: Rebus beberapa helai daun dan minum airnya.
  • Untuk Kulit: Gosokkan daunnya langsung pada area kulit yang bermasalah.

Jeruk Nipis: Vitamin C Alami Penjaga Kebugaran

• Tempat Tumbuh: Tumbuh subur di daerah pegunungan seperti Gunung Kuning, Kecamatan Sindang.
• Manfaat: Kandungan vitamin C-nya yang tinggi berkhasiat untuk menurunkan kolesterol, menyehatkan ginjal, mengatasi asam urat, serta meredakan sakit gigi dan gusi bengkak.
• Cara Pakai:
  1. Peras jeruk nipis ke dalam segelas air hangat atau teh.
  2. Aduk rata dan minum secara teratur.

Jeruk Nipis

Jeruk Nipis banyak ditemukan di berbagai wilayah Indonesia antara lain banyak tumbuh di pegunungan seperti Gunung Kuning di Kecamatan Sindang. Kandungan berbagai vitamin dalam Jeruk Nipis sangat bermanfaat menyembuhkan berbagai penyakit.

Jeruk Nipis ini dapat membantu mengobati asam urat, menurunkan kolesterol, menyehatkan ginjal, mengobati sakit gigi, dan gusi bengkak. Caranya ialah dengan memeras jeruk Nipis ini dan ditambahkan air hangat atau teh lalu diminum.

Ilalang: Akar Rumput Liar Penakluk Penyakit Kronis

• Tempat Tumbuh: Seringkali dianggap rumput liar, ilalang justru memiliki khasiat obat, seperti yang banyak ditemukan di Gunung Raya.
• Manfaat: Rimpangnya (akar) dapat dimanfaatkan untuk mengatasi tekanan darah tinggi, kencing manis, asma, infeksi ginjal, batu empedu, dan melancarkan buang air kecil.
• Cara Pakai:
  1. Bersihkan rimpang ilalang.
  2. Rebus rimpang tersebut hingga mendidih.
  3. Minum air rebusannya secara rutin.

Pakis Hutan: Peningkat Stamina Khas Pegunungan

• Tempat Tumbuh: Tumbuh subur di lereng-lereng gunung seperti Gunung Lawu, dan seringkali ditemukan di tepi sungai.
• Manfaat: Pucuk daunnya yang masih muda dapat meningkatkan stamina, menguatkan otot, menghilangkan stres, menurunkan demam, serta mengatasi gangguan imun yang menyebabkan tubuh lemas dan meriang.
• Cara Pakai:
  1. Ambil pucuk daun pakis yang masih muda.
  2. Anda bisa mengolahnya sebagai sayuran lezat.

Dengan mengenali dan memahami potensi alam di sekitar kita, pengalaman mendaki gunung tidak hanya menjadi petualangan, tapi juga sebuah perjalanan untuk menghargai kekayaan alam Indonesia. Selamat menjelajah dan jangan lupakan kearifan lokal yang telah diwariskan turun-temurun!

Mendaki perlu pemahaman interaksi budaya

Sunrise Gunung Merbabu

 Kegiatan mendaki gunung merupakan hobi yang menyenangkan untuk menikmati suasana alam. Namun dalam menikmati alam saat pendakian perlu memperhatikan berbagai faktor. Bapak Rahman Mukhlis mengatakan butuh pengetahuan tentang pendakian untuk kompetensi dan pengalaman.

"Perhatikan panduan keselamatan untuk keduanya, yakni manusia dan alam," kata Rahman saat diskusi tentang 'Panduan Keselamatan Mendaki Gunung' dalam acara 'Deep and Extreme Indonesia' di Jakarta Convention Center,Kamis, 4 April 2019.

Rahman berpesan agar pendaki mempelajari karakter alam di gunung yang akan didaki, terutama memahami ruang lingkup, durasi pendakian, jarak, suhu, serta flora dan fauna. Hal tersebut, menurut dia, guna menentukan persiapan yang diperlukan.

Baca juga:

• Catatan Anak Gunung : Seandainya gunung bisa berbicara
• Catatan Anak Gunung : Manajemen Perjalanan Alam Bebas
• Tips Perencanaan Memilih Jalur pendakian....

Penting juga pengetahuan agar saat pendakian tidak menyebabkan kerusakan lingkungan. "Jangan sampai meninggalkan sampah yang merusak alam," tuturnya.

Satu lagi yang tak boleh diabaikan adalah norma adat yang berlaku di lingkungan gunung. "Itu bagian dari wisata petualangan. Kekayaan alam juga interaksi budaya. Kita menghormati apa yang boleh dan dilarang di wilayah itu ," katanya.

Semua hal itu perlu dipahami untuk menunjang kegiatan mendaki yang baik dan sampai di puncak. "Karena tujuannya pulang dengan selamat dan manfaat edukasi," ujarnya.

Share ke temenmu biar tau!